Doraemon, help me..

Hehehe. Kali ini ingin berbagi cerita yang agak abstrak ya.. Bukan tentang kisah doraemon kok.

Cuma tentang ‘isi hati’. 😀

Kemarin, kebetulan saya diberi suasana sepi (yang jarang sekali terjadi sejak jadi ibu 2 anak) saat menunggu giliran speaking test IELTS. Tiba-tiba saya merasa bahwa tahun ini kok saya pengen macem-macem ya..

Ingin ini, ingin itu banyak sekali…

Nah, itu yang mengingatkan saya pada Doraemon. Seandainya saya juga seperti Nobita yang punya Doraemon, mungkin semua impian saya bisa terwujud. Bisa nggak ya.. Hmm, mungkin tidak semua, tapi sebagiannya bisa terwujud dengan berbagai peralatan canggih di kantongnya itu. Ingin pergi ke suatu tempat, ingin makan enak, ingin jalan-jalan, ingin sembunyi, tinggal panggil “Doraemoooon..”. Hehehe. Sayangnya alam nyata nggak semudah itu. 😀

Tapi bener-bener deh.. saat itu saya tiba-tiba punya daftar di kepala saya, tentang apa saja yang saya inginkan, sedang saya perjuangkan, dan saya bayangkan ingin saya capai tahun ini. Impian tentang keluarga, tentang pekerjaan, kelanjutan karier, studi lanjut, penghasilan tambahan hehehe

Iya sih, pepatah juga bilang, “Gantungkan mimpimu setinggi langit”. Tapi kalau setiap orang punya mimpi sebanyak saya, bisa-bisa langit runtuh deh.. lebay.com

Dan pagi ini, sambil menyusui si ganteng Panji, saya berpikir bahwa saya perlu mem-bumi-kan mimpi-mimpi saya. Saya perlu memilah-milah mimpi saya: mana yang sudah usang dan tidak layak diimpikan lagi, mana yang perlu diperjuangkan mati-matian tahun ini, mana yang bisa/ perlu ditunda, mana yang harus ditunda karena menunggu mimpi yang lain terealisasi, dst.

Proses pemilahan ini tentu bukan sesuatu yang mudah, tapi saya akan kerjakan dan selesaikan sebelum liburan semester ini berakhir deh. Bahan dan alat yang perlu saya siapkan:

  1. Doa, karena saya yakin, Tuhan-lah pemilik segala jawab yang saya perlukan.
  2. Diskusi mesra dengan suami, orang tua dan anak-anak. Ini di nomor dua, segera setelah doa, karena saya yakin bahwa mereka-lah wujud nyata kehadiran cinta Tuhan dalam hidup saya. Dan rasanya, selama ini mereka inilah yang sering saya repotkan saat saya berusaha mewujudkan mimpi saya.
  3. Introspeksi diri. Saya perlu mengukur kemampuan diri, kekuatan dan kelemahan saya, serta tantangan dan peluang yang tersedia di luar sana. *kok jadi SWOT analysis ya.. Hehehe..*

Wah, ternyata saya tidak perlu Doraemon.. 😀

Hmmm. Itu dulu yang terpikir saat ini. Semoga saya mampu. 🙂

 

gambar dari http://www.uniqbanget.com/po-content/po-upload/alat-alat-doraemon.jpg


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *